Satya Wacana Conference & Seminar, SEMINAR NASIONAL HARDIKNAS 2017

Font Size: 
PERAN KERAJAAN GOWA DALAM PERNIAGAAN PADA ABAD XVII
Andri Paulus Lamatokan

Last modified: 2017-05-09

Abstract


Fokus perhatian studi ini adalah upaya untuk mengkaji dan mengungkapkan secara dekskriptif naratif mengenai faktor-faktor yang menyebutkan Kerajaan Gowa pada abad XVII dapat berkembang menjadi Bandar intenasional, Bandar transit dalam dunia perdagangan nusantara. Sejak masa pra-Kolonial, pelabuhan Makassar (Somba Opu) sudah dikenal sebagai pintu ke kawasan timur Indonesia. Kota yang terletak di ujung selatan pulau Sulawesi ini memiliki sejarah yang panjang sebagai Bandar niaga yang strategis sebagai enterport yang menghubungkan kawasan Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan jaringan local lainnya serta perdagangan jarak jauh dengan Cina, India, dan Eropa, tetapi juga sebagai produsen komoditi perdagangan penting, terutam beras. Dan jangkauan jaringan telah mencapai hamper seluruh kawasan Nusantara, Australia Utara, Kepulauan Filipina, Makao, China, dan beberapa kota pelabuhan di semenanjung Malaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi Somba Opu seperti letak geografisnya yang sangat strategis terutama letak dan ikllimnya menyebabkan Kerajaan Gowa dapat berkembang dalam jaringan pelayaran dan perdagangan hingga menjadi Bandar internasional, Bandar transito di abad XVII. Penyebab lain adalah jumlah penduduknya yang terus meningkat di karenakan raja memperkenankan kepada pedagang-pedagang dari seluruh Nusantara dan asing untuk tinggal dan menetap ataupun hanya berdagang di sekitar kerjaan Gowa atau pelabuhan Somba Opu. Luas kota (wilayah), dan sifat pemerintahan terhadap para pedagang dan masyrakatnya yang senantiasa memberi perlindungan. Selain itu didukung pula oleh sarana dan prasarana seperti pasar, Bandar niaga, laut dan alat transportasi laut. Pada abad XVII yaitu pada tahun 1669 mengalami kemunduran hal ini disebabkan oleh VOCĀ  yang memonopoli perdagangan dengan mengembangkan prinsip laut tertutup (mare clusum). Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar para sejarawan dapat meningkatkankan perhatiannya dalam mengungkap fakta-fakta sejarah lokal dari berbagai aspek sehingga gambaran kehidupan bangsa Indonesia dan juga aspek-aspek keamaritiman dapat terungkap secara menyeluruh dan utuh.

Keywords


Pelabuhan Transito, Bandar Niaga

Full Text: PDF